Pages

Rabu, 04 November 2015

Recap Medali Bulutangkis di Oktober 2015 (Part-1)

Tabulated below are the Superseries performances based on country (wikipedia.org)
Tabulated below are the Grand Prix performances based on country (wikipedia.org)

“Bulu tangkis Indonesia kembali tanpa gelar juara. Setelah di Denmark Terbuka Super Series Premier, pada akhir pekan lalu giliran di Prancis Terbuka Super Series Indonesia tak kebagian gelar juara”. “Hasil tersebut merupakan lampu kuning buat bulu tangkis kita dan juga kontingen Indonesia menuju Olimpiade 2016”. Catatan (Notasi Redaksi) Harian Bola, Selasa, 27 Oktober 2015 | No. III | 114. Baca itu langsung bilang “I’m agree with them”. Agree disini memang melihat tinggal hitungan bulan menuju Olimpiade. Mau ga mau, fokus dan harapan kami sebagai bangsa Indonesia ada di bulutangkis. Perjalanan dan torehan medali Superseries juga sudah mulai tertinggal. Tinggal 2 gelaran Superseries menuju Superseries Final ditahun ini, we hope theres much medal for us and get the best point for Rio. *Eh jadi inget lagi kalo Harian Bola udah ga ada. Pantesan jarang liat di Stand Koran Shelter Busway sebulan ini. Mudah-mudahan apapun medianya tetep konsisten memberi informasi tentang bulutangkis.

Rekap bulan Oktober hampir sama crowded-nya dari bulan September, jadi untuk Rekap bulan Oktober sama seperti kemarin akan ada Part-1 dan Part-2.

Bulan ini bulan begadang again buat para BL Mania. Kalo udah tur Eropa kayanya harus siapin energi tambahan buat streaming tengah malem ampe pagi buta. Maklumlah, perbedaan jam antara Indonesia dan Eropa memiliki rentang waktu yang jauh berbeda. Oia, sekarang kalo mau live score via Smartphone udah gampang. Ga perlu tambahan aplikasi, tinggal masuk ke link bwf tournament software, pilih live score mobile. Jadi ada pilihan lain selain lewat Twitter komunitas.

Back to recap medal. Ada energi positif dari kelas Grand Prix. Indonesia berhasil melesat naik peringkat bulan ini. 5 medali emas dari  SGC Thailand Open 2015 dan Chinese Taipei Grand Prix 2015 membawa Indonesia bertengger sementara diposisi ke-2 klasemen perolehan medali GP dan GPG. Mudah-mudahan energi juara mengalir sampe kelas Superseries. Aamiin.

Let’s go to recap Indonesian medal in this October.


Kalender dibulan Oktober

BWF World Superseries (SSP dan SS)

Winner
Runner Up
-
3

Superseries Premier bulan ini singgah di kota Odense, Denmark. Pada ajang ini, Tim Indonesia mengirimkan dua wakilnya dibabak final. Tommy Sugiarto (MS) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (XD). Pada final tersebut, mereka belum menemukan ramuan yang pas untuk mengalahkan lawan terbaiknya saat ini. Medali emas belum berbaik hati kepada Tommy dan Owi/Butet di Yonex Denmark Open. Mereka harus puas diposisi kedua. Untuk Tommy, berkat perjalanannya, Ia masuk didelapan besar ranking pertanggal 22 Oktober 2015. Karena poin selisis antar pemain tipis-tipis, jadi ranking terus berganti hingga saat ini ranking pertanggal 29 Oktober 2015, Tommy berada diposisi ke-11 yang hanya berbeda selisih 309 poin dari Kashyap Parupalli yang berada diposisi ke-12, dan selisih 1.233 poin dari Lee Chong Wei diposisi 10. Owi/Butet sendiri masih bertahan diposisi ke-2 (29 Oktober 2015).


Chen Long dan Tommy Sugiarto (Ka/Ki)
Ko Sung Hyun/Kim Ha Na dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Ka/Ki)

Turnamen Eropa selanjutnya berlanjut di Yonex French Open. Ga tau kenapa turnamen ini one of favourite atau mungkin terfavorit dari sistem atau menejemen marketingnya. Mulai dari ticketing system yang menggabungkan promo tiket dengan segala akomodasi transportasi, akomodasi pariwisata, ditambah adanya paket keluarga, sampai kemudahan dalam proses streaming. Maklum, Youtube BWF diblok. Kalo ga pinter oprek-oprek aplikasi internet, agak susah nyari streaming pertandingan biasanya. Sponsor pertandingan juga lumayan banyak kayanya, penontonnya juga seru. Sekian untuk bahasan turnamennya.

*kembali ke laptop* Untuk medali sendiri, diajang ini belum ada tambahan, dan banyak syok kardio sepertinya. Mulai dari kekagetan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang harus gugur dibabak pertama hingga deg-degannya nonton babak final antara Praveen Jordan/Debby Susanto vs Ko Sung Hyun/Kim Ha Na. Siapa yang nonton live pertandingan ini? Cuma pesen satu, “Sayangi Jantung Anda”. Kalo kata Mba Yuni pas acara Live pertandingan Djarum Sirkuit Nasional Li Ning Bali/NTT/NTB Open di KompasTV, Mereka hanya kurang beruntung. Ucok/Debby kurang sokongan Dewi Keberuntungan memang. Detik-detik akhir kemenangan dengan pertahanan luar biasa, mereka belum berhasil meraih gelar juara. Makin semangat mudah-mudahan untuk PraDeb. Harus banyak cadangan energi untuk mereka sepertinya. Karena mereka harus lari untuk kejar setoran poin Olimpiade Rio 2016. *let’s Run*

*for Cik Butet, please…. Jangan dulu lelah. Kami tau pasti berat, tapi please cik jangan sekarang. Buat pasukan XD pelapis, kapan kalian lari? Cik Butet udah nunggu didepan.


Praveen Jordan/Debby Susanto dan Ko Sung Hyun/Kim Ha Na (Ka/Ki)

Grand Prix Gold (GPG) dan Grand Prix (GP)

Winner
Runner Up
5
2

SGC Thailand Open 2015 ini berlangsung antara akhir September hingga awal Oktober (29 September-04 Oktober) jadi bisa masuk ke rekap Oktober. #FYI Turnamen ini tahun lalu harus cancelled akibat konflik dan krisis politik. Lanjut, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf punya gelar lagi setelah penantian selama dua tahun (terakhir Yonex Dutch Open 2013 (GP)). Wahyu/Ade berhasil meraih gelar Juara setelah mengalahkan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (MAS) 20-22 23-21 21-16. Sayangnya pencapaian ini tidak merambat kepada Ihsan Maulana Mustafa dan Praveen Jordan/Debby Susanto. Mereka harus mengalah dari pasuka Korea Selatan. Ihsan harus kalah dari Lee Hyun Il dan Praveen/Debby harus kalah dari Solgyu Choi/Eom Hye Won.

Ajang Thailand GPG ini juga mungkin menjadi ajang terakhir bagi Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan untuk bermain sebagai pasangan. Hendra AG akan berpasangan dengan Markis Kido di 2015 Macau Open dan Yonex Sunrise Indonesian Masters 2015. Ada yang tau Next Project Mas Bule akan sama siapa? We’ll see.


Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Ka/Ki)
Ihsan Maulana Mustofa, Lee Hyun Il, dan Tim Thailand GPG
Debby Susanto/Praveen Jordan dan Eom Hye Won/Solgyu Choi (Ka/Ki)

Gelaran GP pertama bulan ini adalah Yonex Dutch Open. Perwakilan Indonesia pada ajang ini diwakili Tim Indonesia yang stay di Eropa dan Pemain yang sengaja terbang ke Belanda. Perjalanan terjauh Tim Indonesia diajang ini lewat pasangan Pia Zebadiah Bernadeth/Aprilsasi Putri Lejarsar Variella yang harus kalah pada perebutan tiket Final (SF) dari pasangan Kakak Beradik Bulgaria Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva dengan skor 25-23 17-21 23-21. 

Next Grand Prix, ada Chinese Taipei Grand Prix yang hadir di Hsing Chuang Gymnasium. Dari gelaran ini, Indonesia berhasil merebut 4 Emas dan hanya minus medali dari sektor Tunggal Putri. Sektor Tunggal Putra diwakili Sony Dwi Kuncoro. Kemenangan ini sepertinya membuat iri pecinta bulutangkis. Gimana ga, Mas Sony didampingi langsung sang istri (Gading Safitri) langsung dipinggir lapangan. Setelah poin kemenangan ada Kiss Winner ala-ala Duo Adcock. Kalo kata anak remaja masa kini, Cie-cie Mas Sony… :D. Dari sektor Ganda Putra Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamuljo melengkapi kumpulan gelar Tim Ganda Putra dari segala kelas gelaran BWF mulai dari Junior Events, IS, IC, GP, GPG, SS, SSP, hingga Kejuaraan Dunia. Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut mewakili Ganda Putri, dan ini menjadi gelar ke-2 untuk mereka ditahun ini. Gelar Ganda Campuran dipersembahkan Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani. Finally Ronald/Melati bisa melangkah menjadi sang juara lagi setelah Agustus 2014 lalu di Astec Indonesia International Challenge 2014.

MS
Sony Dwi Kuncoro
vs
Tzu Wei Wang (TPE)
21-13 21-15
MD
Gideon Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya Sukamuljo
vs
Thien How Hoon/Khim Wah Lim (MAY)
21-12 21-8
WD
Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut
vs
Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto (JPN)
21-19 21-14
XD
Ronald Alexander/Melati Daeva Oktaviani
vs
Ko Chi Chang/Hsin Tien Chang (TPE)
21-18 25-27 21-15


Tzu Wei Wang dan Sony Dwi Kuncoro (Ka/Ki)
Thien How Hoon/Khim Wah Lim dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Gideon Markus Fernaldi (Ka/Ki)
Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto dan Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut (Ka/Ki)
Ko Chi Chang/Hsin Tien Chang dan Melati Daeva Oktaviani/Ronald Alexander (Ka/Ki)

Kelas Grand Prix Gold penutup bulan ini dari gelaran Bitburger Open. Ga banyak catatan yang ditorehkan, karena memang langkah terjauh hanya sampai babak Perempat Final. Maria Febe Kusumastuti harus terhenti langkahnya oleh WS nomor satu Thailand Ratchanok Intanon, dan Praveen Jordan/Debby Susanto harus terhenti dari pasangan Robert Mateusiak/Nadiezda Zieba (POL). Pada Bitburger GPG kali ini para pemain seperti ditetes terakhir energinya. Tiga minggu berturut-turut harus berjibaku dengan preasure pertandingan. Tetep fokus kawan. Seorang pemain akan terukir dimasa pensiunnya dengan gelar Juara yang diperoleh, bukan perjuangan disetiap turnamen. Winning is everything, jadi harus diperjuangkan dalam kondisi apapun.





*Credit Title Foto dan Sumber info lainnya gabung di Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar